Aku kenal kamu

Terbangun di pagi yang membutakan.
Silau mentari belum tampak, sepertinya dia pun malas menantang kerasnya hari.
Sepi dan lengang, tak ada celoteh burung, ocehan ayam, teriakan tukang sayur, raungan deru mesin.
Kabut masih menjadi selimut.

Tiba-tiba dentuman menyeruak kelesuan, suara tembakan salvo, awal pemberontakan.
Kiranya sudah puas tarikan nafas ini termonopoli.
Otak kita terlampau muak dengan otak serakah yang menelaah rasio kosong.
Otak-otak bangsawan dan para raja yang ingin menang sendiri.
Kaum kaya dari generasi tua.
Generasi tua hanya menyisakan cengkraman yang tak kuasa dilepaskan, menekan pundak, membebani dengan karma-karma yang tak pantas kita tanggung.

Maju saudaraku, kita adalah ombak tsunami yang menentang zaman.
Maju kekasihku, aku kenal kamu.
Aku pernah melihat matamu, aku kenal wajahmu, pendobrak yang jadi buruan kehidupan.
Aku pernah melihat darahmu, aku kenal jiwamu, martir muda yang jadi tumbal zaman.

Serdadu Gembel

0 komentar: