Pisah

Lengang tersusul sulutan remang
kutelan mentah jiwa yang goncang,
layaknya gerimis kutatap pasti
kerisauan yang menggerogoti.

Simpang tempat kita sua
menanti datangnya tawa,
dan dunia telah terbelah
diam yang berganti serapah.

Kota mati yang munafik
menangis bersama turunnya rintik,
perpisahan telah dikabarkan,
ikatan telah terlepaskan.

Serdadu Gembel

0 komentar: